created By @Chifs_MNR
3. FUNGSI PERSUASIF
1). KEKUASAAN (Power-Authority)
Merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi (influence) perilaku orang lain
sehingga orang lain itu bertindak sesuai dengan keinginannya atau kehendaknya
Hubungan kekuasaan dengan kepemimpinan
Pemimpin menggunakan ke-kuasa-an sebagai alat untuk
mencapai tujuan kelompok/ organisasi. Pemimpin mencapai tujuan dan kekuasaan
merupakan suatu sarana untuk memudahkan pencapaian tujuan itu.
- Berhubungan dengan orang lain, (dalam kelompok/ ORGANISASI seseorang berperan sebagai pemimpin (ketua, kepala, direktur, atau manajer) dan yang lainnya berperan sebagai pengikut (bawahan, karyawan, pegawai)
- Ada penggunaan pengaruh (kemampuan)
- Pemimpin mengendaki ada perubahan perilaku bawahan atau pengikut
- Ada tujuan yang ingin dicapai
Konsep kekuasaan sangat penting, untuk memahami bagaimana
orang mampu saling mempengaruhi dalam organisasi.Kekuasaan melibatkan
kapasitas dari satu pihak (PEMIMPIN) untuk mempe-ngaruhi pihak lain (PENGIKUT).
Kekuasaan adalah variabel yang dinamis yang berobah bersama dengan perubahan
kondisi.Bagaimana kekuasaan digunakan dan hasil dari usaha
mempengaruhi dapat meningkatkan atau men-jatuh-kan kekuasaan
seorang PEMIMPIN.
2). SUMBER DAN BENTUK KEKUASAAN (French dan Raven)
a. Kekuasaan Penghargaan (Reward Power)
Kekuasaan Memberi
Penghargaan (KMP) persepsi
seorang PENGIKUT, bahwa PEMIMPIN mempunyai kendali terhadap sumber daya
yang dianggap penting dan
penghargaan yang diinginkan seorang
PENGIKUT. Para Pengikut patuh terhadap perintah, untuk memperoleh penghargaan
yang dikendalikan oleh seorang Pemimpin. KMP berasal dari bentuk wewenang
formal untuk mengalokasikan sumber daya dan imbalan.
b. Kekuasaan Paksaan (Coercive Power)
Seseorang pemimpin yang menerap kan kekuasaan memaksa kepada
bawahan membuat dasar pada wewenang memberi hukuman (atau ancaman dan
peringatan keras). Para Pengikut/ Bawahan patuh terhadap perintah, untuk
menghindari hukuman yang dikehendaki Pemimpin
c. Kekuasaan Sah (Legitimate Power)
Kekuasaan yang memiliki Legitimasi adalah kekuasaan yang
berasal dari wewenang formal dalam aktivitas pekerjaan. Para Pengikut/ Bawahan
patuh terhadap perintah, karena mereka percaya bahwa Pemimpin/ Atasan memiliki
hak untuk memerintah dan seorang Bawahan berkewajiban mematuhinya
d. Kekuasaan Keahlian (Expert Power)
Kekuasaan berdasarkan keahlian bersumber dari pengetahuan
dan keterampilan yang relevan dengan tugas Para Pengikut/ Bawahan patuh terhadap perintah
Atasan, karena mereka percaya bahwa Atasan memiliki pengetahuan khusus mengenai
cara menyelesaikan suatu pekerjaan atau menyelesaikan masalah dengan baik.
e. Kekuasaan Referensi (Referent Power)
Kekuasaan berdasarkan Referensi diperoleh dari keinginan
orang lain untuk menyenangkan seorang Atasan/ Pimpinan yang kepadanya
mereka memiliki perasaan kasih, penghormatan dan kesetiaan yang kuat Para Pengikut/ Bawahan patuh terhadap
perintah, karena mereka mengagumi atau mengenal Atasan/ Pimpinan dan ingin
mendapatkan persetujuan Atasan. Untuk itu Pengikut/ Bawahan bersedia
melaksanakan apa yang diminta oleh Atasan dan meniru perilaku Atasan.
3). Sumber Kekuasaan
(Bass dan Etzioni)
1. Kekuasaan Posisi meliputi potensi pengaruh
yang berasal dari Legitimasi Wewenang, kendali atas sumber daya dan
penghargaan, kendali atas hukuman, kendali atas informasi dan kendali atas
lingkungan fisik tempat kerja
2. Kekuasaan Personal meliputi potensi
pengaruh yang berasal dari keahlian dalam melaksanakan tugas dan pengaruh
potensial yang didasarkan pada persahabatan dan loyalitas
4). Robbins menyatakan kepemimpinan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi
suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan.
Gibsons menyatakan kepemimpinan sebagai suatu usaha
menggunakan suatu gaya mempengaruhi dan tidak memaksa untuk
memotivasi individu dalam mencapai tujuan
Stoner menyatakan Kepemimpinan Manajerial sebagai suatu proses pengarahan dan
pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling
beruhungan tugasnya
Karakteristik Yang Konsisten:
- Ambisi dan Energi
- Hasrat untuk memimpin
- Kejujuran dan Integritas
- Percaya Diri
- Kecerdasan dan
- Berpengatahuan
Karakteristik Yang Islami:
- Siddiq – Benar - Jujur
- Amanah – Bertanggung Jawab
- Tabliq – Terbuka - Transparan
- Fathonah – Berpengatahuan - Ahli
- Istiqomah – Konsisten
5). Studi Universitas Ohio State
Peneliti dapat mengidentifikasi dua dimensi perilaku
kepemimpinan dasar yakni:
- Membentuk atau menciptakan struktur
Pemimpin menetapkan dan
menstrukturkan secara jelas peran
pemimpin-bawahan dalam mengusaha-kan tercapainya tujuan; dan semua orang
mengetahui apa yang diharapkan dari mereka. Pemimpin mengorganisasi atau menentukan
tugas-tugas yang akan dikerjakan, hubungan kerja dan tujuan Pemimpin
membentuk jaringan komunikasi formal
- Konsiderasi (pertimbangan; perhatian)
Menggambarkan perilaku yang memiliki
kepedulian pada bawahan dan berupaya membentuk iklim yang ramah dan
mendukung.Digambarkan mereka yang memiliki hubungan kerjaan saling percaya,
ditunjukkan perilaku persahabatan, saling menghargai Pemimpin menghargai gagasan bawahan, dan
memperhatikan perasaan mereka. Pemimpin yang memiliki konsiderasi tinggi
menekankan pentingnya komunikasi yang terbuka dan partisipasi. Adanya
komunikasi antar pengikut.
6). Kepemimpinan Kharismatik Teorinya menyatakan bahwa para
pengikut membuat atribusi dari kemampuan kepemimpinan yang heroik atau luar
biasa bila mereka mengamati perilaku-perilaku tertentu.
Ciri-ciri pemimpin kharismatik :
a) Memiliki
Visi yang jelas
b) Mau
mengambil resiko untuk mencapai visi tsb.
c) Peka
terhadap kendala-kendala lingkungan
d) Peka
terhadap kebutuhan pengikut
e) Memperagakan
perilaku yang luar biasa dari biasanya
7). Perbedaan Manajemen dengan Kepemimpinan
a. manajemen berhubungan dengan usaha menanggulangi
komplektivitas, Kepemimipnan menanggulangi perubahan
b. Manajemen berkaitan dengan perencanaan dan penganggaran
untuk mengatasi kompelktisitas, Kepemimpinan mengenai penentuan arah perubah
melalui pebentukan visi
c. Mnajeen mengembangkan kemampuan untuk melaksanakan
rencana melalui pengorganisasian dan penyusunan staf. Kepemiipinan mengarahkan
orang untuk bekerja berdasarkan visi.
d. Manajemen menjamin pencapaian rencana melalui
pengendalian dan pemecahan masalah, Kepemimpinan memotivasi dan mengilhami
orang2 agar berusaha melaksanakan rencana
8). Pemimpin vs
manajer
a.
manajer
mengeola, Pemimpin melakukan perubahan
b.
Manajer memelihara, Pemimpin mengembangkan
c.
Manajer berfokus pada system dan struktur, Pemimpin
berfokus pada manusia
d.
Manajer mengandalkan pengendalian, Pemimpin
mengilhami
e.
Manajer menggunakan pandangan jangka panjang, Pemimpin
pandngan jangka pendek
f.
Manajer elaksanakan aspek bagaiana dan kapan, Pemimpin
menekankan aspek apa dan mengapa.
g.
Manajer menerima status quo, Pemimpin
menentangnya
h.
Manajer melakukansesuatu dengan benar, Pemimpin
melakukan dengan tepat
9). Komunikasi
adalah hal yang paling penting didalam sebuah organisasi, komunikasi sangat
tergantung pada persepsi dan sebaiknya persepsi juga tergantung pada komunikasi. Komunikasi timbul karena seseorang ingin menyampaikan
informasi kepada orang lain. Informasi ini membuat seseorang sama pengertiannya
dengan orang lain dan ada kemungkinan berlainan, karena informasi yang
dikomunikasikan tersebut membuat orang-orang mempunyai kesamaan dan perbedaan
ini disebabkan persepsi orang-orang yang terlibat dalam proses komunikasi
tersebut.
>> FUNGSI
KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
1. FUNGSI INFORMATIF
• Organisasi
dapat dipandang sbg suatu sistem pemrosesan informasi (information
processing system).
• Seluruh
anggota dalam organisasi berharap akan dpt informasi yg lebih banyak, lebih
baik, dan tepat waktu
• Informasi
yg didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dpt melaksanakan pekerjaannya
secara lebih pasti.
2. FUNGSI REGULATIF
• Berkaitan
dengan peraturan-peraturan yg berlaku dalam suatu organisasi
• Atasan
atau orang-orang dlm jajaran struktural memiliki kewenangan untuk mengendalikan
semua informasi yg disampaikan
3. FUNGSI PERSUASIF
• Dalam
mengatur suatu organisasi, kekuasan dan kewenangan tidak akan selalu membawa
hasil sesuai dengan yg diharapkan.
• Banyak
pimpinan lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah
4. FUNGSI INTEGRATIF
• Setiap
organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat
melaksanakan tugas & pekerjaan dengan baik.
• Pelaksanaan
komunikasi ini dapat menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yg lebih besar
dlm diri karyawan terhadap organisasinya.
Unsur-unsur Komunikasi
1. Komunikator (communicator), yaitu memberi
berita, yang dalam hal ini adalah orang yang berbicara, pengirim berita atau
orang yang memberitakan.
2. Menyampaikan berita, dalam hal ini dapat
dilakukan dengan cara mengatakan, mengirim atau menyiarkan.
3. Berita-berita yang disampaikan (message),
dapat dalam bentuk perintah, laporan, atau saran.
4. Komunikan (communicate), yaitu orang yang
dituju, pihak penjawab atau para pengunjung. Dengan kata lain orang yang
menerima berita.
5. Tanggapan atau reaksi (response), dalam bentuk
jawaban atau reaksi.
10). prinsip2
komunikasi
Prinsip
1 : Komunikasi adalah suatu proses simbolik : dimana Salah satu
kebutuhan pokok manusia, adlah kebutuhan simbolisasi atau penggunaan lambang.
Lambang atau symbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu
lainnya, berdasarkan kesepakatan kelompok orang.
Prinsip
2 : Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi : maksudnya disini Kita
tidakdapat tidak berkomunikasi. Tidak berarti bahwa semua perilaku adalah
komunikasi. Komuniikasi terjadi bila seseorang memberikan makna pada perilaku
orang lain atau perilakunya sendiri.
Prinsip
3 : Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan : Setiap pesan komunikasi
mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi tersebut kita bisa memprediksi
dimensi hubungan yang ada diantara pihak-pihak yang melakukan proses
komunikasi. Contoh : Percakapan diantara dua orang sahabat
dan antara dosen dan mahasiswa di kelas berbeda memiliki dimesi isi yang
berbeda.
Prinsip
4 : Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan : Setiap
tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai dari
tingkat kesengajaan yang rendah artinya tindakan komunikasi yang tidak
direncanakan sampai pada tindakan komunikasi yang betul-betul disengaja.
Prinsip
5 : Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu : Pesan komunikasi
yang dikirimkan oleh pihak komunikan baik secara verbal maupun non-verbal
disesuaikan dengan tempat, dimana proses komunikasi itu berlangsung, kepada
siapa pesan itu dikirimkan dan kapan komunikasi itu berlangsung.
Prinsip
6 : Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi : orang orang
memilih strategi tertentu berdasarkan bagaimana orang yang menerima pesan akan
merespons. Contoh : jika kita
menyapa seseorang maka orang tersebut akan membalas sapaan kita.
11). Stress adalah Reaksi
fisik dan emosi yangdialami seseorang dalamKondisi menantang, takutAtaupun sulit,
atau reaksi yang timbul dari tekananyang berlebihan dan kekhawatiran yang
tidakdapat di atasi
Carry Cooper dan Alison Straw (1995) membagi
gejala stres kerja menjadi tiga yaitu :
1. Gejala fisik
Gejala stres menyangkut fisik bisa mencakup:
nafas memburu, mulut dan kerongkongan kering, tangan lembab, merasa panas, otot
tegang, pencernaan
Universitas Sumatera Utara
terganggu, mencret- mencret, sembelit, letih
yang tak beralasan, sakit kepala, salah urat, gelisah.
2. Gejala- gejala dalam wujud perilaku
Banyak gejala stres yang menjelma dalam wujud
perilaku, mencakup:
a. Perasaan, berupa: bingung, cemas, dan
sedih, jengkel, salah paham, tak berdaya, tak mampu berbuat apa- apa, gelisah,
gagal, tak menarik, kehilangan semangat.
b. Kesulitan dalam: berkonsentrasi, berfikir
jernih, membuat keputusan.
c. Hilangnya: kreatifitas, gairah dalam
penampilan, minat terhadap orang lain.
3. Gejala- gejala di tempat kerja
Sebagian besar waktu bagi pegawai berada di
tempat kerja, dan jika dalam keadaan stres, gejala- gejala dapat mempengaruhi
kita di tempat kerja, antara lain:
a. Kepuasan kerja rendah
b. Kinerja yang menurun
c. Semangat dan energi hilang
d. Komunikasi tidak lancar
e. Pengambilan keputusan jelek
f. Kreatifitas dan inovasi berkurang
g. Bergulat pada tugas- tugas yang tidak
produktif.
12). a. Kondisi Kerja
Kondisi kerja ini meliputi kondisi kerja quantitative work
overload, qualitative work overload, assembli line- hysteria , pengambilan
keputusan, kondisi fisik yang berbahaya, pembagian waktu kerja, dan kemajuan
teknologi (technostres).
Pengertian dari masing-masing kondisi kerja tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Quantitative work overload
Work overload (beban kerja yang berlebihan) biasanya terbagi
dua, yaitu quantitative dan qualitative overload. Quantitative overload adalah
ketika kerja fisik pegawai melebihi kemampuan nya. Hal ini disebabkan karena
pegawai harus menyelesaikan pekerjaan yang sangat banyak dalam waktu yang
singkat. Qualitative overload terjadi ketika pekrejaan yang harus dilakukan
oleh pegawai terlalu sulit dan kompleks.
2. Assembli line- hysteria
Beban kerja yang kurang dapat terjadi karena pekerjaan yang
harus dilakukan tidak menantang atau pegawai tidak lagi tertarik dan perhatian
terhadap pekerjaannya.
3. Pengambilan keputusan dan tanggungjawab
Pengambilan keputusan yang akan berdampak pada perusahaan
dan pegawai sering membuat seorang manajer menjadi tertekan. Terlebih lagi
apabila pengambilan putusan itu juga menuntut tanggungjawabnya, kemungkinan
peningkatan stres juga dapat terjadi.
4. Kondisi fisik yang berbahaya
pekerjaan seperti SAR, Polisi, penjinak bom sering
berhadapan dengan stres. Mereka harus siap menghadapi bahaya fisik
sewaktu-waktu.
5. Pembagian waktu kerja
Pembagian waktu kerja kadang-kadang mengganggu ritme hidup
pegawai sehari-hari, misalnya pegawai yang memperoleh jatah jam kerja
berganti-ganti. Hal seperti ini tidak selalu berlaku sama bagi setiap orang
yang ada yang mudah menyesuaikan diri, tetapi ada yang sulit sehingga
menimbulkan persoalan.
6. Stres karena kemajuan teknologi (technostres).
Technostres adalah kondisi yang terjadi akibat ketidakmampuan individu atau
organisasi menghadapi teknologi baru.
b. Ambiguitas Dalam Berperan
Pegawai kadang tidak tahu apa yang sebenarnya diharapkan
oleh perusahaan, sehingga ia bekerja tanpa arah yang jelas. Kondisi ini akan
menjadi ancaman bagi pegawai yang berada pada masa karier tengah baya, karena
harus berhadapan dengan ketidakpastian. Akibatnya dapat menurunkan kinerja,
meningkatkan ketegangan dan keinginan keluar dari pekerjaan
c. Faktor Interpersonal
Hubungan interpersonal dalam pekerjaan merupakan faktor
penting untuk mencapai kepuasan kerja. Adanya dukungan sosial dari teman
sekerja,pihak manajemen maupun keluarga diyakini dapat menghambat timbulnya
stres. Dengan demikian perlu kepedulian dari pihak manjemen pada pegawai agar
selalu tercipta hubungan yang harmonis.
d. Perkembangan Karier
Pegawai biasnya mempunyai berbagai harapan dalam kehidupan
karier kerjanya, yang ditujukan pada pencapaian prestasi dan pemenuhan
kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri. Apabila perusahaan tidak memenuhi
kebutuhan tersebut, misalnya : sistem promosi yang tidak jelas, pegawai akan
merasa kehilangan harapan yang dapat menimbulkan gejala perilaku stres.
e. Struktur Organisasi
Struktur organisai berpotensi menimbulkan stres apabila
diberlakukan secara kaku, pihak manajemen kurang memperdulikan inisiatif
pegawai, tidak melibatkan pegawai dalam proses pengambilan keputusan dan tidak
adanya dukungan bagi kreatifitas pegawai.
f. Hubungan antara pekerjaan dan rumah
Rumah adalah sebuah tempat yang nyaman yang memungkinkan
membangun dan mengumpulkan semangat dari dalam diri individu untuk memenuhi
kebutuhan luar. Ketika tekanan menyerang ketenangan seseorang, ini dapat
memperkuat efek stres kerja. Denise Prosseau (dalam Rice, 1992). Spillover
mengatakan kekurangan dukungan dari pasangan, konflik dalam rumah tangga
merupakan faktor yang dapat mempengaruhi stres dan karir.