skip to main |
skip to sidebar
Diposting oleh
Chifs_child
di
23.05
Sebuah
persinggahan dengan bunga-bunga yang bermekaran. ruang yang selalu
mempermainkanku pada keindahan yang memesona. Derai angin selalu
mengantarkan harum mawar, hingga membuatku mabuk kepayang. Betapa
indahnya tempat ini, betapa aku ingin selalu di sini.
Aku
seorang yang masih jomblo pada persinggahan waktu itu, sikap pendiam dan
pemalu terngaung, menutup rasa cinta. mungkin suatu yang terpendam
membentuk puncak es di hati. Beku, semakin hari semakin membatu. aku
semakin tidak yakin kalau suatu saat gunung es itu mampu mencair. Semua
tahu matahari selalu terbit dari arah timur ke barat bukan dari utara
keselatan. Sehingga, es di kutub utara tak akan pernah mencair.
Andini, nama itulah yang mendermaga di lubuk hatiku, ukiran nama Andini
membekas di setiap sysraf-syaraf otakku. Kamar yang berhadap-hadapan,
latar itulah yang selalu memberiku kesempatan bertatapan dengannya. Aku
selalu rindu adegan itu, selalu membuat hatiku berbunga, kala mata kami
beradu dalam sebuah lingkaran. hingga menumbuhkan bercak-bercak cinta
yang mendalam, serupa gulma di musim penghujan.
“Boy apa kamu tidak bosan hidup sendiri, Tanpa pernah menjalin hubungan dengan seorang wanita?” ucap Ardian.