my twitter

Sabtu, 20 April 2013

Ternyata Cuman Mimpi

 
Sebuah persinggahan dengan bunga-bunga yang bermekaran. ruang yang selalu mempermainkanku pada keindahan yang memesona. Derai angin selalu mengantarkan harum mawar, hingga membuatku mabuk kepayang. Betapa indahnya tempat ini, betapa aku ingin selalu di sini.

Aku seorang yang masih jomblo pada persinggahan waktu itu, sikap pendiam dan pemalu terngaung, menutup rasa cinta. mungkin suatu yang terpendam membentuk puncak es di hati. Beku, semakin hari semakin membatu. aku semakin tidak yakin kalau suatu saat gunung es itu mampu mencair. Semua tahu matahari selalu terbit dari arah timur ke barat bukan dari utara keselatan. Sehingga, es di kutub utara tak akan pernah mencair.

Andini, nama itulah yang mendermaga di lubuk hatiku, ukiran nama Andini membekas di setiap sysraf-syaraf otakku. Kamar yang berhadap-hadapan, latar itulah yang selalu memberiku kesempatan bertatapan dengannya. Aku selalu rindu adegan itu, selalu membuat hatiku berbunga, kala mata kami beradu dalam sebuah lingkaran. hingga menumbuhkan bercak-bercak cinta yang mendalam, serupa gulma di musim penghujan.

“Boy apa kamu tidak bosan hidup sendiri, Tanpa pernah menjalin hubungan dengan seorang wanita?” ucap Ardian.